Tuesday 31 December 2013

Goodbye and Thank you 2013


Huaaaa!! Gak nyangka masih jomblo aja besok sudah 2014 aja. Siapa pula yang mempercepat waktu ini, rasanya perasaan baru kemaren melepas tahun 2011 didepan rumah bareng aulia ngeliat kembang api sambil si aulia melihat sang gebetannya dengan teganya lewat begitu saja bersama seorang wanita di tengah malam, TENGAH MALAM PULANG BARENG PEREMPUAN, Oh man! Gue ketawa keras saat itu, menit awal buat aulia adalah melihat sang gebetan pulang tengah malam bersama wanita, tapi sialnya tahun itu si aulia malah punya pacar dan gue yang jomblo, Shhhhit!. And now for welcome 2014, i’m just laying in my bed, no bonfire, no BBQ party, no firework and no boyfriend. Gue merasa udah mau dewasa aja, maka karena mau umur 20 di 2014 gue bakal menyambut 2014 dengan cara yang dewasa pula, yaitu tidur dengan James Blunt. Eh, maksud gue tidur sambil dengerin lagu James Blunt looh-..-

Sunday 15 December 2013

Toh Ternyata Matematika Itu Bakat!

                Kali ini gue bakal bahas hal yang mengherankan bagi gue atau hal yang gak gue ngertiin, dimulai pada saat dosen statistik gue atau dosen matematika (entahlah sama aja toh statistik adalah matematika) membacakan hasil UTS kami, dimana yang ujiannya yang benar diatas 3 disebut dan dibawah 3 tidak disebut dan nama gue tidak di sebut. Bukan, bukan karena nama gue yang tidak disebut yang gue herankan, yang gue herankan adalah masukan-masukan dari bapak dosen atau nasehat atau apalah dari perkataan beliau yang panjang dikarenakan kesal atau kecewa karena lumyan banyak mahasiswanya yang gagal dalam ujian, di nasehatnya yang membahana ada satu hal yang membuat gue apaya, tercengang! beliau mengatakan ‘memang sebenarnya matematika itu bakat’. Nah! Lihatkan, dengar, baca! MATEMATIKA ITU ADALAH BAKAT! Terus, terus, ngapa juga gue belajar matematika, kalau matematika itu bakat, gue udah pasti gak punya bakat matematika. Lalu kenapa sepertinya sistem dunia ini memaksa gue belajar matematika, yang malah membuat gue menghabiskan waktu hanya untuk mempelajari dan mengerti sesuatu yang sama sekali bukan bakat gue. Kenapa sepertinya sistem tidak membiarkan saja orang-orang menghabiskan waktunya untuk menekuni bakat mereka sendiri.

Saturday 23 November 2013

Ya, aku jatuh cinta padanya, tak perlu merinci alasannya, ini masalah kalbu, bukan akal -  Signora da vinci

Sunday 27 October 2013

Berjuta Rasanya



                Untuk kita, yang terlalu malu walau sekedar menyapanya, terlanjur bersemu merah, dada berdegup lebih kencang, keringat dingin di jemari, bahkan sebelum sungguhan berpapasan.

                Untuk kita, yang merasa tidak cantik, tidak tampan, selalu merasa keliru mematut warna baju dan pilihan celana, jauh dari kemungkinan menggapai cita-cita perasaan.

                Untuk kita, yang hanya berani menulis kata-kata dalam buku harian, memendam perasaan lewat puisi-puisi, dan berharap esok lusa ia akan sempat membacanya.
 
                Semoga pemahaman baik itu datang. Bahwa semua pengalaman cinta dan perasaan adalah spesial. Sama spesialnya dengan milik kita. Tidak peduli sesederhana apa pun itu, sepanjang dibungkus dengan pemahaman-pemahaman yang baik  (Berjuta Rasanya-Tere Liye)

Thursday 17 October 2013

Bersyukur - Mudah tapi Sulit

                Bersyukur, mudah banget di ucapin tapi susah banget buat di terapin ke kehidupan. Terkadang kita udah punya ini itu lihat orang lain atau teman yang punya sedikit lebih dari kita buat kita lupa akan banyak hal yang kita punya, sifat iri. Pernah gak lihat sepatu teman keren banget diyakinin bermerk dan pasti mahal banget, mungkin berlembar-lembar uang ratusan ribu lebih harganya, buat kita lupa kita juga punya sepatu walau tak sebagus amat. Diluar sana bahkan banyak yang gak punya sekedar alas kaki sederhana seperti sandal jepit, atau bahkan gak punya kaki buat dipasingin sebuah sepatu.

                Bersyukur, terkadang kita tersadar tetapi mudah sekali melupakan rasa syukur itu kembali. Banyak hal yang bisa membuat kita tersadar kembali, tapi kita malah sibuk fokus pada hal yang membuat rasa itu jauh dari kita. Membandingkan punya orang yang lebih baik, entah itu pakaian orang lain, kendaraan orang, rumah atau gadget orang lain yang sering terlihat dengan mudah saat ini. Padahal diluar sana, tak usah jauh melihat pasti ada disekitar kita yang apa yang dia punya lebih sedikit dari yang kita punya. Kita saja yang tak mau melihatnya, ya bagaimana sempat kita melihat mereka karena kita sibuk melihat orang yang lebih dari kita saja.

                Kalaulah merasa tak ada yang di bawah kita, merasa kita paling kurang dalam segalanya disekitar kita, Apakah dunia yang kau dilihat sebegitu kecilnya? Padahal sedikit saja, sebentar saja kau mencoba melihat kebawah, masih banyak jutaan manusia yang kehausan tak ada air, bahkan air kotor sekalipun, kelaparan karena tak ada yang bisa dimakan, walau sekedar bangkai atau makanan basi, mati kedinginan karena tak ada atap atau kayu lapuk yang menghangatkan. Tidur beralas tanah dingin atau aspal dan semen dingin jalanan berselimut langit gelap yang telah tak mempunyai bintang lagi.

                Banyak hal yang bisa kita syukuri, air yang kita buang-buang dengan borosnya, makanan yang kita perlakukan bak sampah, kendaraan yang kita gunakan, yang membuat kita tak perlu berjalan,  gadget ya walau hanya bisa untuk berkomunikasi secara sederhana, berkirim pesan singkat dan menelpon atau ditelpon, pendidikan yang kita acuhkan, kita pandang sangat remeh karena bukan tempat yang kita inginkan, atau karena melihat teman yang mempunyai tempat pendidikan yang lebih WAH.


Wednesday 16 October 2013

Why My Blue Banana?



Mungin ini sejenis FAQ buat blog gue ya, Muahahaa, karena banyak juga yang nanya kenapa alamatnya itu. Oke my pemirsa, my fellas, my apapun itu, sebagai orang yang mempunyai alasan saya akan memberikan alasan kenapa namanyanya seperti itu, Kenapa?!! *Hapus tanda seru* Kenapa?

Kalau diartikan dalam bahasa inggris artinya kemungkinan adalah pisang biru ku, bukan biru pisang ku yah -..- Sebenarnya ada filosofi mendalam dengan nama itu. * Mulai serius* Welle before berfilosofi, sebelumnya ini blog sudah berganti-ganti nama, kalau setiap ganti nama harus buat akta kelahiran di kecamatan maka mungkin gue gak akan hidup lagi, birokrasi ngurus apapun itu di kantor camat sungguh pelik! Memakan emosi jiwa raga dan dompet. Butuh waktu seperti waktu untuk memperjelas hubungan yang amat tidak jelas #IniKenapaCurhat #BackToTheTopic ---- 

Sebelumnya blog ini beralamatkan cheerssmilee.blogspot.com atau onlyoneospa.blogspot atau opangkatiga atau ospaoktafia.blogspot. atau ospaoktafia.co.cc atau ospongobebob.blogspot atau apalah gue saat membuat blog masih teramat labil, masih menginjak fase bakal remaja jadi masih rentan banget untung aja buat alamat blog gak bisa besar kecilkan huruf kalau gak ini blog sudahlah hina sekali.

Tuesday 8 October 2013

Ini semster yang (gak) sibuk


Iya, judul postingannya aja gak jelas, apalagi postingannya. Mau baca silahkan, gak mau baca juga gak apa, gue Cuma mau nulis di halaman pri-ba-di gue yang gue sebarkan ke muka publik. Bukan kemuka burung yang berkicau, terlalu panjang dan terlalu menyampah kalau gue cerita di situs kicauan itu. Btw tentang situs kicauan itu, gue emang ngeprivasi akun gue, dan banyak banget juga yang ngatain atau nyindir atau ngatain hal yg menyindir seperti ngapain sih di privasiin sok amat atau sejenis kalimat yang sama, just for your information aja, gue emang suka memprivasikan dari orang-orang tertertentu dan gue gak ikut-ikutan karena awal twitter pertama gue yang telah menghilang juga gue privasikan, lalu awal buat twitter kedua juga gue dan DAN  lagiin itu privasikan hak gue, teserah gue! Jangan banyak kicauan tentang kicauan gue yang gue privasikan. Itu hak gue!! Oke selesai tentang situs kicauan yang menganggu tadi, back to the topic #EmangSebelumnyaAdaTopikYa #HestekKepanjangan
---- Melanjutkan ketikan sebelum ketikan tentang situs kicauan, bulan dan tahun ini gue sudah semester 3, tahun kedua sebagai Mahasiswi, Alhamdulillah IPK gue sampai semester ini aman tapi sayang gak kesampaian target IPK yang gue mau, tapi Alhamdulillah walau gak kesampaian gue malah nargetin IP semester 3 ini lebih tinggi, yak 3,9 karena gak ada mata kuliah Matematika jadi awal menuju semester3 gue ngerasa bakal mudah mendapatkan IP segitu. Ehem Mudah.

Saturday 5 October 2013

Gak tau apa yang mau ditulis tapi pengen nulis maka

Hari ini gue mau nulis dan  gak tau apa yang mau di tulis. Terserah gue, ini blog gue. Iya, jadi masalah buat lu ketika lu baca ini postingan. Iya ini blog udah gak keurus banget. Udah jarang gue perbarui, gue isi dan gue lihat sekedar buat cek. Sebenarnya banyak banget yang mau gue tulis, entah itu review film atau apa yang lagi dipikiran gue. Tapi entah mengapa gegara banyak banget yang mau gue tulis akhirnya gue malah nulis postingan sampah seperi ini. Iya gue lagi ngetik sampah saat ini dan saat yang akan datang mungkin akan ada beberapa orang yang entah mengapa malah mau membaca postingan ini. Jadi akhirnya ini postingan walau seperti sampah akhirnya berguna juga untuk menghabisakan waktu orang yang gak ada kegiatan tapi punya waktu banyak, misal: lu yang lagi baca ini. Maaf, gue gak bilang lu jomblo yang lagi kurang kerjaan atau apalah. Gue gak bilang ya, Ingat!. Nah, lu malah lanjut baca entah karena udah terlanjur baca atau terlanjur marah tapi tetap baca atau elu malah beneran stalker gue yang ngebet banget ngubek-ngubek. Muahaha, elu yang bukan stalker gue (misal:just visitor) bakalan berkata “Gila! Geer banget ni orang sampai ngerasa punya stalker”. Oke itu teserah orang ngataiin gue geer apa enggak, yang jelas gue Cuma mau lanjutin ini postingan, Hahahaa. Dan semkain lama gue ngetik ini sampah malah semakin banyak, mencemari blog gue, mungkin bakal ada beberapa orang yang menghina lalu ingin berkomentar jelek tapi sayang gue gak menyediakan kotak komentar di blog gue, mungkin bakalan buat di chatbox gue, tapi mah gue bisa atasi itu nanti yang penting gue mau nulis yang gue gak tau mau nulis apa. Sekarang gue mau berpikir bagaimana cara mengakhiri postingan yang gak jelas ini. Apa langsung aja buat satu titik lalu selesai atau gue tulis banyak titik lalu diakhiri dengan salam hangat atau salam manis atau salam hormat, demikian, atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan Terima kasih.


Bonus: Gambar yang entah apa

Friday 6 September 2013

Biru

Jika langit yang menemaniku tlah berubah
telah hilang bersama cahaya silau yang menyegat itu
menjadi jingga lalu kehitam-hitaman
lantas ku mulai berlari mencari birunya
berjalan aku,
berlari kearah yang tak berarah
mencari biru


ada sosok lain yang mengikutiku
ia terang, tapi tak menyilaukan
bahkan tak menyengat
ia cahaya yang redup tapi menyinari
kemanapun aku melangkah

tatkala aku terdiam, tersenyum kegirangan
berjalan cepat kearah yang kumau
kali ini kearah yang kumau
bersamanya, karna ia selalu ada untuk menerangi

berlalu selalu hari seperti ini
ketika biru tiada aku bersamanya
tak lama tapi
tapi ini terlalu lama untuk menyadari
kebodohan


cahaya redup tadi tak hanya menerangiku
tak hanya mengikutiku
tidak
cahaya redup tadi
bahkan tak pernah mengikutiku
akulah seorang bodoh
melepas keindahan biru
untuk cahaya yang semu



--oun
coretan pertama
sejak bertahun lalu

Wednesday 28 August 2013

Kerinduan

Aku adalah jalan sepi
Aku ingin memanjat langit
Merangkul bulan dan bintang
Bertanya tentang kerinduan

Aku adalah hujan
Aku ingin mempersempit dunia
Mendekati karang dan laut
Bertanya dimana kau berada

Anak-anak Langit
Hal. 418

Saturday 6 April 2013

Bedanya Mahasiswa dan Siswa



‘Hidup’ di kampus dengan ‘hidup’ disekolah itu memang berbeda, ya semua orang tau itu dan kebanyakan orang merasakan itu. Bukan Cuma dari segi berpakain yang kalau disekolah pakai seragam dan dikampus enggak, bukan itu aja. Banyak perbedaan ternyata ketika sudah menjadi MAHAsiswa dan saat menjadi siswa dulu. Yaa, kaya gue ni yang masih baru banget jadi mahasiswa(baca: semseter 2). Diantara yang gue rasakan dan gue amati saat gue siswa dulu dan sekarang jadi mahasiswi perbedaannya itu seperti:








  • Berpakaian: Ini hal paling tampak dan jelas yang membedakan menjadi mahasiswa dengan siswa. Kalau sekolah dulu mah kita Cuma pakai seragam doang, sepatu hitam, kaos kaki putih, yaa gak terlalu banyak gayalah. Paling kalau mau gaya baju buat anak pekanbaru jahit di Mitra, atau sepatunya senin-kamis sepatu hitam jumat-sabtu sepatu sandal apalah terserah asal gak ketauan guru. Atau rambutnya belah tengah terurai panjang buat cewek, buat cowoknya tetap cepak rapi, gak bisa gondrong. Nah kalau jadi mahasiswa, pakaiannya bebas, kalau kata dosen gue ‘free style’ mau pakai jersey pun tak apa, asal jangan pakai pas jam dosen sanger. Alas kakinya, teserah, warna-warni, sepatu banyak duri pun tak apa asal jangan sandal jepit.


  • Pintu Gerbang: Nah ini ni yang menurut gue agak nganu gimana. Waktu gue sekolah dulu, disekolah gue kalau terlambat gerbangnya dikunci gak boleh masuk, katanya walau Kepala Sekolah terlambat pun gak boleh masuk. Kalau siswa yang ngebet banget masuk sekolah paling panjat pagar, gak ketauang syukur, ketauan syukur juga jadi dikenal guru-guru:D . Nah kalau di kampus mana ada tutup-tutupan gerbang, KALAU ditutup, para mahasiswa bakal manjat gerbang juga gak ya?


  • Waktu: Kalau sekolahan dulu masuk jam setengah 8 itu dibilang masuk siang (baca: kesiangan) Kalau jadi mahasiswa masuk jam setengah 8 atau jam 9 itu dibilang masuk pagi.

Thursday 4 April 2013

H-2 sebelum UAS MATEMATIKA EKONOMI (-_-`)9


Mak jaaaaang! Entahlah, kayamana rasanya. Sejarang-jarangnya saya mengeluh diblog, pertama kalinya saya nulis lagi diblog semenjak menjadi mahasiswi dan dua hari sebelum UJIAN SEMESTER sayaaa. Waaaaaaaaaaaaaa! Galau badai halilintar tingkat jagad raya rasanya. Rasanya ingin kembali ke bangku sekolah dulu. Terasa sekali sekarang perbedaan yang saya dulu masih jadi pelajar dengan kehidupan sekolah dengan sekarang jadi mahasiswi dengan kehidupan kampus. Saya nulis karena gak mau lagi berkata atau tak tau mau berkata apa dan kepada siapa. -2 sebelum hari H-UAS Matematika Ekonomi & Ekonomi Mikro. Rasaya sulit sekaaaaaali. Kau tau, rasanya hampir sama pusing deg-degannya pada waktu menghadapi UN MATEMATIKA SMK dulu. 

Tapi perbedaannya, waktu SMK dulu banyak teman-teman yang support, padahal saya sudah termasuk orang yang sangat diperinagtkan oleh sekolah karna nilai matematika sekolah saya sangat rendah dan sangat kecil kemungkinan saya lulus UN Matematika kecuali saya banyak menjawab benar soal UN-nya. Ketika itu banyak teman-teman yang saat itu juga akan mengikuti UN bersama tapi nyempatin waktunya juga buat ngajarin saya yang sangat bengal terhadap matematika. 

Saya ingat betapa sabaaaaarnya teman-teman saya mengajari saya yang bak anak SD kelas 3 dengan pelajaran SMK. Sungguh mereka adalah guru-guru yang baik, terutama @claraashintia. Lalu @nurliaWN, Julia, @DianaPandelina, Desitri, @LF_Mona-walaupun dikit (-__-“) & anak-anak @OFFAIR-212 lainnya. Juga Ehm Guru Matematika saya yang paling “tegas” yang pernah mengajari saya matematika seumur hidup saat saya menjadi anak sekolah, Ibu yang takut saya sebutkan namanya. UN kami tidak mendapatkan kunci, maka dari itu pada hari UN MTK saat itu betapa mati-matiannya saya. Tapi saya berhasil juga melewatinya, terutama karena @julimeriam, @yahdi_lirohman dan teman-teman SMK saya lainnya. 

Berkat mereka saya berhasil dan akhirnya terperangkap disini. Menjadi mahasiswa Ilmu Ekonomi yang ternyata matematikanya banyaaaaaaaaaak. Betapa saya yang membenci matematika harus melanjutkan hidup bersama matematika (Lewat mana kau pulak mat? Habis kau nanti matematikaaaah!) dan akhirnya bingung tak mengerti untuk menghadapi UAS Matematika dan malah nulis diblog(Bawa saya lari, seseorang tolong enyahkan matematikaaah!).

Sebenarnya saya pernah menghadapi saat-saat seperti ini, dibuat hidup galau mati tak mau oleh matematika. Saat-saat seperti ini pernah saya hadapi ketika UN SMK dulu, seperti yang sudah saya tulis diatas G. Namun kini saya sudah jadi MAHAsiswi, jelas lebih menggelisahkan. Ditambah kehidupan sekolah dengan kampus itu = BERBEDA! Apalagi saya masih semester PERTAMA. Masih baru mengakrabkan diri dengan pelajaran dan lingkungannya.

 Jadi, saat-saat UAS pertama ini, saya berjuang sendiri. Mau minta ajarin sama teman segan, sudah berapa kali saya minta tolong ajarin? Tetap juga tidak mengerti dan lupa, jadi segan untuk minta ajarin untuk kesekian kalinya. Dan ditambah lagi Matematika Ekonomi merupakan matakuliah apalah namanya, Bersyaraf? bersyarat?. Juga tak ada dosen yang mau buka les atau memberi waktu tambahan untuk anak yang sangat tidak cerdas dalam matematika ini. Ditambah saya ini pemalu bertanya pada kakak tingkat yang saya kenal atau memperkenalkan diri dulu. Rasanya seperti hidup sendiri L Apakah yang akan terjadi dua hari berikutnya? Apakah saya bisa melanjutkan hidup dan menjadi seorang walikota? Atau saya akan ...... (to be continued)