Showing posts with label Fotografi. Show all posts
Showing posts with label Fotografi. Show all posts

Monday, 12 December 2011

Fotografi hitam putih (BW)

Sebagaimana dengan televisi dan film, foto hitam dan putih merupakan teknologi fotografi yang pertama kali dikembangkan jauh sebelum foto-foto berwarna lahir. Pada awalnya orang lebih banyak belajar fotografi dengan menggunakan camera dan film hitam putih.

Dalam sejarah Fotografi modern banyak foto yang dicetak pada monokromatik, yang pada dasarnya adalah gambar hitam dan putih. Kemudian kembali foto tersebut dituliskan kembali dalam patch gelap dan terang yang digunakan untuk menciptakan efek hitam dan putih. Bagian yang gelap kadang-kadang dapat diartikan sebagai abu-abu atau kecoklatan.
Kejatuhan Hitam dan Putih

Ketika gambar berwarna datang, selama era tahun 1975, foto hitam dan putih mengalami penurunan dan akhirnya mengalami kemunduran total. Ada banyak alasan di balik jatuh ini. Banyak Pabrik-pabrik dapat berkembang lebih baik dengan fot berwarna dan mereka membuat film ini dengan harga rendah. Jumlah pengembang baik dari film hitam dan putih juga menurun. Perhatian publik berubah menjadi lebih rumit dan menarik gambar berwarna.

Karena berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi pasar fotografi, penggunaan film hitam dan putih menjadi lebih terpuruk. Orang-orang mulai melihat penggunaan film hitam dan putih sebagai hal yang sulit untuk dilakukan dan mereka ingin beralih ke penggunaan film berwarna sesegera mungkin. Jadi, dalam periode itu, orang-orang yang belajar fotografi atau mengambil kelas fotografi dicabut dari keindahan gambar hitam dan putih. Pasar dan kondisi di sekitar fotografer dibentuk sehingga menindas adegan hitam dan putih pada umumnya.

Kebangkitan Foto Hitam Putih

Hitam dan putih foto-foto kembali dicari orang! Orang-orang sekarang melihat kecantikan yang melekat pada foto-foto ini. Mereka kembali dalam iklan cetak. Modern materi iklan cetak begitu penuh sesak oleh begitu banyak warna dan gambar-gambar dan ketika bahan hitam dan putih diletakkan berdampingan dengan mereka, hitam dan putih foto penonton memberikan rasa realitas yang tidak dapat diberikan oleh foto berwarna

Tuesday, 20 July 2010

Cara memegang kamera

Shutter Speed.

Jika anda mempercepat shutter speed, maka foto anda akan semakin tajam. Ingat aturan baku agar foto tajam saat anda memotret handheld : ” gunakan shutter speed yang lebih cepat dibanding panjang fokal lensa anda”. Begini penjabarannya:
  • Jika panjang lensa anda 50mm, potretlah dengan shutter speed 1/60 detik atau lebih cepat
  • Jika panjang lensa anda 100mm, gunakan shutter speed 1/125 detik atau lebih cepat
  • Jika panjang lensa anda 200mm, gunakan shutter speed 1/250 detik atau lebih cepat

Aperture

Aperture berpengaruh pada depth of field (daerah fokus dalam foto anda). Mengurangi aperture (memperbesar angkanya, misal anda memilih f/22) akan menambah depth of field, artinya area tajam dalam foto akan semakin besar meliputi obyek yang dekat maupun jauh, sehingga ketajaman foto secara keseluruhan justru berkurang.
Maka lakukan sebaliknya, pilih aperture yang besar (angkanya kecil, misal f/4), maka anda akan memusatkan area tajam hanya didekat fokus. Memilih aperture yang besar memungkinkan anda mendapatkan shutter speed yang lebih cepat.

ISO

Menambah ISO akan mempercepat shutter speed serta memungkinkan anda memilih aperture yang lebih besar. Jika anda memotret di dalam ruangan, perbesar-lah ISO, tapi jangan berlebihan (misal: pilih ISO 600 untuk memotret didalam rumah). memilih ISO yang terlalu tinggi (diatas 800), bisa menyebabkan noise (bintik hitam kecil) dalam foto mulai terlihat.

Fokus

Jangan hanya percaya dengan autofokus kamera, periksalah secara cermat menggunakan mata dimata titik fokus anda berada. Ketika memotret wajah dalam jarak dekat, pastikan fokusnya jatuh diarea mata. Ketika memotret obyek, pastikan fokusnya memang ada dimana anda ingin area tersebut paling tajam. Autofokus kamera bisa saja salah dan justru menjatuhkan fokus disamping obyek yang anda inginkan.

Lensa

Jika anda kebetulan memiliki kamera SLR, pilihlah lensa terbaik yang bisa anda beli. Lensa yang berkualitas baik bisa secara drastis meningkatkan ketajaman foto anda. Lensa KIT yang biasanya ditawarkan dijual sebagai paket komplit bersama kamera biasanya kualitas-nya payah. Saran saya, jika anda baru akan membeli kamera SLR, belilah secara terpisah antara kamera (body only) dan lensa. Jangan membeli paket KIT. Lensa dengan kualitas bagus biasanya ditandai dengan aperture yang besar (misal f/2.8).

Sweet Spot Lensa

Lensa memiliki sweet spot-nya masing-masing. Sweet spot adalah aperture tertentu dimana lensa akan menghasilkan foto yang paling tajam. Sweet spot lensa biasanya berada dua stop diatas batas maksimal kemampuan aperture lensa. Misal, untuk lensa f/2.8 maka sweet spot-nya ada di f/5.6. Maka gunakan aperture f/5.6 jika anda memotret dengan lensa itu, foto anda akan tajam setajam silet.

Tripod

Tripod memang tidak praktis dan merepotkan, namun jika anda “sudi” membawanya, anda akan memperoleh foto yang lebih tajam. Terutama jika anda ingin menghasilkan foto HDR atau panorama, relakanlah membawa tripod.

referensi: berbagai web