Showing posts with label Semacam Freak-onomics. Show all posts
Showing posts with label Semacam Freak-onomics. Show all posts

Sunday, 31 January 2016

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang-orang lain pandai  — Pram

kutipan pram di dinding kamar mengingatkan, dan
Insya Allah membangunkan


Tetiba  sendu, karena ketidaktahuan dan ketidakmampuan,

skripsi hanya prasyarat,
bukan dia saja yang menetukan 3 tahun lebih kamu berjuang,

Sunday, 15 December 2013

Toh Ternyata Matematika Itu Bakat!

                Kali ini gue bakal bahas hal yang mengherankan bagi gue atau hal yang gak gue ngertiin, dimulai pada saat dosen statistik gue atau dosen matematika (entahlah sama aja toh statistik adalah matematika) membacakan hasil UTS kami, dimana yang ujiannya yang benar diatas 3 disebut dan dibawah 3 tidak disebut dan nama gue tidak di sebut. Bukan, bukan karena nama gue yang tidak disebut yang gue herankan, yang gue herankan adalah masukan-masukan dari bapak dosen atau nasehat atau apalah dari perkataan beliau yang panjang dikarenakan kesal atau kecewa karena lumyan banyak mahasiswanya yang gagal dalam ujian, di nasehatnya yang membahana ada satu hal yang membuat gue apaya, tercengang! beliau mengatakan ‘memang sebenarnya matematika itu bakat’. Nah! Lihatkan, dengar, baca! MATEMATIKA ITU ADALAH BAKAT! Terus, terus, ngapa juga gue belajar matematika, kalau matematika itu bakat, gue udah pasti gak punya bakat matematika. Lalu kenapa sepertinya sistem dunia ini memaksa gue belajar matematika, yang malah membuat gue menghabiskan waktu hanya untuk mempelajari dan mengerti sesuatu yang sama sekali bukan bakat gue. Kenapa sepertinya sistem tidak membiarkan saja orang-orang menghabiskan waktunya untuk menekuni bakat mereka sendiri.

Tuesday, 8 October 2013

Ini semster yang (gak) sibuk


Iya, judul postingannya aja gak jelas, apalagi postingannya. Mau baca silahkan, gak mau baca juga gak apa, gue Cuma mau nulis di halaman pri-ba-di gue yang gue sebarkan ke muka publik. Bukan kemuka burung yang berkicau, terlalu panjang dan terlalu menyampah kalau gue cerita di situs kicauan itu. Btw tentang situs kicauan itu, gue emang ngeprivasi akun gue, dan banyak banget juga yang ngatain atau nyindir atau ngatain hal yg menyindir seperti ngapain sih di privasiin sok amat atau sejenis kalimat yang sama, just for your information aja, gue emang suka memprivasikan dari orang-orang tertertentu dan gue gak ikut-ikutan karena awal twitter pertama gue yang telah menghilang juga gue privasikan, lalu awal buat twitter kedua juga gue dan DAN  lagiin itu privasikan hak gue, teserah gue! Jangan banyak kicauan tentang kicauan gue yang gue privasikan. Itu hak gue!! Oke selesai tentang situs kicauan yang menganggu tadi, back to the topic #EmangSebelumnyaAdaTopikYa #HestekKepanjangan
---- Melanjutkan ketikan sebelum ketikan tentang situs kicauan, bulan dan tahun ini gue sudah semester 3, tahun kedua sebagai Mahasiswi, Alhamdulillah IPK gue sampai semester ini aman tapi sayang gak kesampaian target IPK yang gue mau, tapi Alhamdulillah walau gak kesampaian gue malah nargetin IP semester 3 ini lebih tinggi, yak 3,9 karena gak ada mata kuliah Matematika jadi awal menuju semester3 gue ngerasa bakal mudah mendapatkan IP segitu. Ehem Mudah.

Thursday, 4 April 2013

H-2 sebelum UAS MATEMATIKA EKONOMI (-_-`)9


Mak jaaaaang! Entahlah, kayamana rasanya. Sejarang-jarangnya saya mengeluh diblog, pertama kalinya saya nulis lagi diblog semenjak menjadi mahasiswi dan dua hari sebelum UJIAN SEMESTER sayaaa. Waaaaaaaaaaaaaa! Galau badai halilintar tingkat jagad raya rasanya. Rasanya ingin kembali ke bangku sekolah dulu. Terasa sekali sekarang perbedaan yang saya dulu masih jadi pelajar dengan kehidupan sekolah dengan sekarang jadi mahasiswi dengan kehidupan kampus. Saya nulis karena gak mau lagi berkata atau tak tau mau berkata apa dan kepada siapa. -2 sebelum hari H-UAS Matematika Ekonomi & Ekonomi Mikro. Rasaya sulit sekaaaaaali. Kau tau, rasanya hampir sama pusing deg-degannya pada waktu menghadapi UN MATEMATIKA SMK dulu. 

Tapi perbedaannya, waktu SMK dulu banyak teman-teman yang support, padahal saya sudah termasuk orang yang sangat diperinagtkan oleh sekolah karna nilai matematika sekolah saya sangat rendah dan sangat kecil kemungkinan saya lulus UN Matematika kecuali saya banyak menjawab benar soal UN-nya. Ketika itu banyak teman-teman yang saat itu juga akan mengikuti UN bersama tapi nyempatin waktunya juga buat ngajarin saya yang sangat bengal terhadap matematika. 

Saya ingat betapa sabaaaaarnya teman-teman saya mengajari saya yang bak anak SD kelas 3 dengan pelajaran SMK. Sungguh mereka adalah guru-guru yang baik, terutama @claraashintia. Lalu @nurliaWN, Julia, @DianaPandelina, Desitri, @LF_Mona-walaupun dikit (-__-“) & anak-anak @OFFAIR-212 lainnya. Juga Ehm Guru Matematika saya yang paling “tegas” yang pernah mengajari saya matematika seumur hidup saat saya menjadi anak sekolah, Ibu yang takut saya sebutkan namanya. UN kami tidak mendapatkan kunci, maka dari itu pada hari UN MTK saat itu betapa mati-matiannya saya. Tapi saya berhasil juga melewatinya, terutama karena @julimeriam, @yahdi_lirohman dan teman-teman SMK saya lainnya. 

Berkat mereka saya berhasil dan akhirnya terperangkap disini. Menjadi mahasiswa Ilmu Ekonomi yang ternyata matematikanya banyaaaaaaaaaak. Betapa saya yang membenci matematika harus melanjutkan hidup bersama matematika (Lewat mana kau pulak mat? Habis kau nanti matematikaaaah!) dan akhirnya bingung tak mengerti untuk menghadapi UAS Matematika dan malah nulis diblog(Bawa saya lari, seseorang tolong enyahkan matematikaaah!).

Sebenarnya saya pernah menghadapi saat-saat seperti ini, dibuat hidup galau mati tak mau oleh matematika. Saat-saat seperti ini pernah saya hadapi ketika UN SMK dulu, seperti yang sudah saya tulis diatas G. Namun kini saya sudah jadi MAHAsiswi, jelas lebih menggelisahkan. Ditambah kehidupan sekolah dengan kampus itu = BERBEDA! Apalagi saya masih semester PERTAMA. Masih baru mengakrabkan diri dengan pelajaran dan lingkungannya.

 Jadi, saat-saat UAS pertama ini, saya berjuang sendiri. Mau minta ajarin sama teman segan, sudah berapa kali saya minta tolong ajarin? Tetap juga tidak mengerti dan lupa, jadi segan untuk minta ajarin untuk kesekian kalinya. Dan ditambah lagi Matematika Ekonomi merupakan matakuliah apalah namanya, Bersyaraf? bersyarat?. Juga tak ada dosen yang mau buka les atau memberi waktu tambahan untuk anak yang sangat tidak cerdas dalam matematika ini. Ditambah saya ini pemalu bertanya pada kakak tingkat yang saya kenal atau memperkenalkan diri dulu. Rasanya seperti hidup sendiri L Apakah yang akan terjadi dua hari berikutnya? Apakah saya bisa melanjutkan hidup dan menjadi seorang walikota? Atau saya akan ...... (to be continued)

Tuesday, 6 November 2012

Why Economics? (Proud to be a student of Economics)

Why Economics? Ya, Kenapa Ekonomi? Ini sebenarnya judul postingan Gita Gutawa tentang dirinya mengapa memilih Jurusan Economics di Birmingham. Saya membacanya saat saya sedang mau menentukan jurusan apa yang akan saya ambil di SNMPTN. Postingan Gita Gutawa  sangat berpengaruh besar terhadap saya. Gita membuat saya mengimajinasikan Ekonomi adalah suatu hal yang sangat besar, berpengaruh dan mudah. Saya ingin mengutip kutipan yang di kutip Gita Gutawa pada cover belakang  buku The Economic Naturalist:

 “ Why do brown eggs cost more than white ones?
Why is there a light in your fridge but not in your freezer?
Why did Kamikaze pilots wear helmets?
The answer is simple: Economics. “

Bagi saya saat itu Ekonomi menakjubkan. Ya, Gita Benar, semua hal bisa dijelaskan dan disebabkan oleh Ekonomi. Dari hal kecil seperti “Kenapa mama gak masak tempe hari ini?” sampai hal besar “Kenapa terjadi Perang Dunia?” Ekonomi berperan besar atas segalanya.

Lalu hal apa yang menyebabkan saya bangga menjadi mahasiswi Ekonomi, Ilmu Ekonomi terkhususnya? Ya, karena ilmu ekonomi adalah segalanya. Tanpa kita sadari segala hal yang kecil saja bisa dijelaskan dalam ekonomi, dunia ini penuh dengan ekonomi, dengan orang-orang ekonomi. Bahkan di Negara ini saja gaji tertinggi adalah Gubernur BI yang merupakan orang Ekonomi. Presiden RI saat ini saja walau background pendidikan awalnya bukan Ekonomi tapi akhirnya ia mengambil Ekonomi. Kenapa? Karena memimpin suatu negara mustahil tanpa Ekonomi. Ekonom adalah orang paling berpengaruh dari masa ke masa. Dari masanya Adam Smith, Keynes, Krugman, Aulia Pohan, Sri Mulyani, Boediono dan entah siapa lagi. Mereka Ekonom dan sangat berpengaruh bukan hanya untuk satu negara saja, tapi banyak negara. 

Lalu apa yang membedakan Ekonomi dengan ilmu lainnya, semuanya berpengaruh dalam bidangnya bukan Ekonomi saja. Ya, memang, semua ilmu mempunyai pengaruh besar terhadap dunia bukan hanya Ekonomi. Tapi semua yang berpengaruh tersebut motifnya adalah Ekonomi. Ekonomi yang menyebabkan mereka ada. Semua hal bertujuan untuk Ekonomi. Akan ada tempat untuk ekonomi, sampai kapanpun dimana pun.

PS: Terlepas dari semua itu tentu dan pasti semuanya bertujuan untuk akhirat, dari agama.

Sunday, 7 October 2012

Why Economics? (Kenapa saya ada disini?)


            Saya sedikit aneh menyadari ini, saya memikiri dan seperti menjawab sendiri pertanyaan ini, Kenapa saya ada disini?  Di Ekonomi. Karena bukan ini yang saya inginkan, bahkan terpikirkan saja saya tidak pernah. Yang saya inginkan saya ingin menjadi mahasiwi Hubungan Internasional, sedari dulu, sejak saya SD saat kerumah teman mama saya yang anaknya berkuliah dijurusan itu. Saya suka berkomunikasi, saya ingin menjelajah, saya pikir Hubungan Internasional adalah hal yang sangat saya sukai. Saya suka melihat Politikus di Televisi, saya bercita-cita dulu menjadi Gubernur Riau, saya suka melihat debat, berita politik, saya ingin menjadi Mahasiswi Ilmu Pemerintah. Ketika saya SMK dijurusan Administrasi Pekantoran, saya juga menginginkan nanti saya akan menjadi Mahasiswi Administrasi Negara. Sosiologi, saya suka sosiologi, saya suka topik tentang interaksi antar manusia, saya pecinta IPS dahulu dan Sosiologi adalah favorit saya selain Geografi dan Sejarah.

                        Tapi secinta apapun dulu saya sama IPS saya tidak mengingat, mengerti Ekonomi. Apa itu Ekonomi? Saya tidak tau pasti. Sebaik-baiknya IPS saya, saya seperti tidak menyadari bahwa Ekonomi adalah bagian dari IPS. Bahkan saya tidak menyadari saya adalah Siswa SMK Ekonomi ‘sebenarnya’ terlepas dari SMK saya adalah SMEA dahulunya. Karena yang saya pelajari bukanlah ‘Ekonomi’ dalam teori dan luas. Tapi kegiatan kecil dalam Eknominya saja. Saya baru menyadari saya adalah Siswa SMK Ekonomi ketika mengisisi formulir online PBUD UR pada kolom Jurusan SMTA.

            Saya juga amat sangat duper super benci dengan pelajaran yang banyak menghitung dan rumus seperti fisika terkhususnya untuk mata pelajaran yang selalu menghantui saya, -Matematika-. Matematika adalah pelajaran yang saya sadari saya benci dari SMP. Matematika itu hantu yang menakutkan. Bahkan salah satu alasan terkuat mengapa saya memilih jurusan Administrasi Perkantoran saat saya SMK dulu adalah karena saya pikir ‘tidak ada matematika’. Sejujurnya mengapa saya memilih SMK padahal karena saya ingin masuk jurusan Teknologi Informatika, karena saya suka teknologi, mengotak atik, sangat suka! Tapi saat penjelasan mau masuk dulu saya dijelaskan bahwa jurusan IT banyak fisika dan matematikanya, jadi kempes nyali saya.

            Sejujurnya walau rumah saya tidak jauh dari kampus, dulunya sebelum jadi mahasiswi hanya beberapa kali (re: 2 atau 3 kali) saya ‘melewati’ kampus. Jadi saya tidak tau banyak tentang kampus, tentang jurusan apa saja yang ada disana, yang hanya saya tau itu daerah kampus.

            Dan mengapa saya terangkan semua hal diatas tadi, kebetulan atau tidak jawaban ‘Kenapa saya disini?’ (re: kenapa saya jadi mahasisiwi ekonomi) sungguh aneh. Saya tidak mengenal ekomomi, mengenal kampus sebelumnya. Saya bahkan tau jurusan ekonomi ini dari buku gratis yang saya dapat karena menjawab ‘pertanyaan Matematika’ tanpa buku itu mungkin saya tidak mengenal jurusan ini.

            Lalu, setelah tak berani & gagal menjadi mahasiswi HI/IP/ANA/SOS (FISIPOL)  saya malah menjadi mahsiswi FEKON yang letak fakultasnya bisa dikatakan bersebelahan dengan FISIPOL dan sangat bersebelahan juga dengan FMIPA (Fakultas Matematika dan IPA). Setiap hari sebelum sampai ke FEKON saya harus melewati FISIPOL dan awal-awalnya selalu berkata ‘seharusnya saya sudah sampai’ atau ‘seharusnya aku disini’ tapi saya malah terus berjalan ke FEKON. Lalu semua pelajaran yang saya kutuk ada disebelah fakultas saya, dan woalaa.. jurusan yang saya ambil sekarang rasanya adalah perpaduan dari mereka. Teori dan rumus. Sosial dan matematika.

            Terlepas dari itu semua, saya merasa ini memang sudah takdir saya untuk sampai disini, saya rasa disinilah saya ditempatkan. Saya harus berdamai dengan yang saya benci dan merelakan yang saya inginkan dan menggabungkan mereka untuk sebuah tujuan, tujuan yang akan datang. Mungkin saya mempunyai takdir besar, mungkin ini jalan saya agar menggapai cita, Ekonom dan seorang Walikota, mungkin disini saya harus membekali diri saya untuk menjadi itu. Suatu saat saya mungkin adalah Ekonom dan Politikus. Itu mungkin jawabannya ‘kenapa saya disini’. Semoga benar, Amin Ya Rabb