Saya
sedikit aneh menyadari ini, saya memikiri dan seperti menjawab sendiri
pertanyaan ini, Kenapa saya ada disini?
Di Ekonomi. Karena bukan ini yang saya inginkan, bahkan terpikirkan saja
saya tidak pernah. Yang saya inginkan saya ingin menjadi mahasiwi Hubungan
Internasional, sedari dulu, sejak saya SD saat kerumah teman mama saya yang
anaknya berkuliah dijurusan itu. Saya suka berkomunikasi, saya ingin
menjelajah, saya pikir Hubungan Internasional adalah hal yang sangat saya
sukai. Saya suka melihat Politikus di Televisi, saya bercita-cita dulu menjadi
Gubernur Riau, saya suka melihat debat, berita politik, saya ingin menjadi
Mahasiswi Ilmu Pemerintah. Ketika saya SMK dijurusan Administrasi Pekantoran,
saya juga menginginkan nanti saya akan menjadi Mahasiswi Administrasi Negara.
Sosiologi, saya suka sosiologi, saya suka topik tentang interaksi antar
manusia, saya pecinta IPS dahulu dan Sosiologi adalah favorit saya selain
Geografi dan Sejarah.
Tapi
secinta apapun dulu saya sama IPS saya tidak mengingat, mengerti Ekonomi. Apa
itu Ekonomi? Saya tidak tau pasti. Sebaik-baiknya IPS saya, saya seperti tidak
menyadari bahwa Ekonomi adalah bagian dari IPS. Bahkan saya tidak menyadari
saya adalah Siswa SMK Ekonomi ‘sebenarnya’ terlepas dari SMK saya adalah SMEA
dahulunya. Karena yang saya pelajari bukanlah ‘Ekonomi’ dalam teori dan luas.
Tapi kegiatan kecil dalam Eknominya saja. Saya baru menyadari saya adalah Siswa
SMK Ekonomi ketika mengisisi formulir online PBUD UR pada kolom Jurusan SMTA.
Saya
juga amat sangat duper super benci dengan pelajaran yang banyak menghitung dan
rumus seperti fisika terkhususnya untuk mata pelajaran yang selalu menghantui
saya, -Matematika-. Matematika adalah pelajaran yang saya sadari saya benci
dari SMP. Matematika itu hantu yang menakutkan. Bahkan salah satu alasan
terkuat mengapa saya memilih jurusan Administrasi Perkantoran saat saya SMK
dulu adalah karena saya pikir ‘tidak ada matematika’. Sejujurnya mengapa saya
memilih SMK padahal karena saya ingin masuk jurusan Teknologi Informatika,
karena saya suka teknologi, mengotak atik, sangat suka! Tapi saat penjelasan
mau masuk dulu saya dijelaskan bahwa jurusan IT banyak fisika dan
matematikanya, jadi kempes nyali saya.
Sejujurnya
walau rumah saya tidak jauh dari kampus, dulunya sebelum jadi mahasiswi hanya
beberapa kali (re: 2 atau 3 kali) saya ‘melewati’ kampus. Jadi saya tidak tau
banyak tentang kampus, tentang jurusan apa saja yang ada disana, yang hanya
saya tau itu daerah kampus.
Dan
mengapa saya terangkan semua hal diatas tadi, kebetulan atau tidak jawaban
‘Kenapa saya disini?’ (re: kenapa saya jadi mahasisiwi ekonomi) sungguh aneh.
Saya tidak mengenal ekomomi, mengenal kampus sebelumnya. Saya bahkan tau
jurusan ekonomi ini dari buku gratis yang saya dapat karena menjawab ‘pertanyaan Matematika’ tanpa buku itu
mungkin saya tidak mengenal jurusan ini.
Lalu,
setelah tak berani & gagal menjadi mahasiswi HI/IP/ANA/SOS (FISIPOL) saya malah menjadi mahsiswi FEKON yang letak
fakultasnya bisa dikatakan bersebelahan dengan FISIPOL dan sangat bersebelahan
juga dengan FMIPA (Fakultas Matematika dan IPA). Setiap hari sebelum sampai ke
FEKON saya harus melewati FISIPOL dan awal-awalnya selalu berkata ‘seharusnya
saya sudah sampai’ atau ‘seharusnya aku disini’ tapi saya malah terus berjalan
ke FEKON. Lalu semua pelajaran yang saya kutuk ada disebelah fakultas saya, dan
woalaa.. jurusan yang saya ambil sekarang rasanya adalah perpaduan dari mereka.
Teori dan rumus. Sosial dan matematika.
Terlepas
dari itu semua, saya merasa ini memang sudah takdir saya untuk sampai disini,
saya rasa disinilah saya ditempatkan. Saya harus berdamai dengan yang saya
benci dan merelakan yang saya inginkan dan menggabungkan mereka untuk sebuah
tujuan, tujuan yang akan datang. Mungkin saya mempunyai takdir besar, mungkin
ini jalan saya agar menggapai cita, Ekonom dan seorang Walikota, mungkin disini
saya harus membekali diri saya untuk menjadi itu. Suatu saat saya mungkin
adalah Ekonom dan Politikus. Itu mungkin jawabannya ‘kenapa saya disini’.
Semoga benar, Amin Ya Rabb