Sodara-sodara, "sodara-sodara"? gue
kenapa sekarang kebiasaan manggil sodara-sodara ya? serasa jadi aktifis gue,
aktifis lagi ngajak demo habis tu dapat nasi. Haduh, bentar lagi blog gue di
hack ni kayanya, maaf kaka-kaka & abang-abang aktifis, saya tidak bermaksud,
saya hanya ingin memberi saran, jangan terlalu serius ngurusi kesalahan orang
sehingga membuat diri kalian sendiri melakukan kesalahan kepada orang tua
kalian yang telah mengidam-idamkan anaknya jadi sarjana.
Ini kenapa jadi gini ya? Gue mau nulis apa
tadi
Baiklah sodara, seperti judulnya, ini
menceritakan dialog gue sama teman gue yang kami lakukan di tempat empek-empek
dekat pustaka wilayah, di senja hari.
Dimulai dari gue mesan empek-empek dilanjutkan teman
gue ngasuh kuah empek-empeknya ke gue karena dia gak suka sama kuah empek-empek
tapi tetap suka makan empek-empek. Hari itu hari sabtu, karena senja hari
berarti gue udah selesai kuliah makanya gue sama dia bisa kesana.
Empek-empeknya enak sodara-sodara dan murah, dan dekat dengan pustaka dan bisa
nongkrong lama-lama, cuma gak dapat minum gratis, adanya aqua gelas,
mahal--"
Sudah, ini dari tadi entah apa yang gue ketik.
Jadi, sambil makan empek-empek, seperti biasa gue
ceritain apa yang terjadi hari ini padanya, pertama cuma buat ngisi kekosongan hati
waktu supaya kami gak diam-diam aja atau dia malah sibuk bicarain korea, lebih
baik gue yang bicara.
Hening. Dia temanan sama gue berapa tahun? Arti nama
gue gak tau Gue jadiin empek-empek juga nanti.
Gue : Itu singkatan harapan gitu L, (gue sebutlah
artinya) terus satu lagu artinya Oktober sembilan empat,tapi katanya jadi
double oktober gitu, udah oktober di ospa, oktober di oktafia. Tapi gak mungkin
aku sebut yang (gue sebutlah arti satu laginya ke dia). Harusnya nama aku biasa
aja ya, kaya putri misalnya, kan gak perlu ditanya apa artinya. Putri itu
artinya apa?
L : Perempuan. Emang mu perempuan?
Ngik. Gue diam. Teman gue makan empek-empek
Gue nanya sama diri sendiri, belum cukup
perempuan emangnya gue sekarang? Apa perlu gue cari definisi perempuan di KBBI
supaya tau jawabannya. Ini kenapa rasanya gue di skak mat ya. Jadi gimana
emangnya perempuan? Pakai rok tiap hari gitu? Haduh, ini dialog bukan? Dialog
sama diri gue sendiri jadinya. Di jalan yang seringnya gue pakai buat berdialog
sama diri sendiri daripada perhatiin lalu lintas, gue nanya sendiri, jawab
sendiri.
Hm, sebenarnya kalau ditanya jika bisa memilih gue milih jadi
laki-laki atau perempuan, jawaban gue gak akan kaya Fitri Tropica yg menjawab “bukan
masalah kita ini apa, karena kita adalah khalifah blablaa” gue belum sebijak
itu. Gue mungkin milih jadi laki-laki, gue suka kemejanya, pola pikir mereka, ‘gaya
sosial’ mereka tapi gue masih ‘suka’ kok sama mereka, gue masih suka boneka, gue
gak pakai baju laki-laki kok, gue pakai baju yg sifatnya unisex, bukan baju
cowok, gue juga kadang pakai baju perempuan.
Gue tau sebenaranya pertanyaan teman gue standar aja, ngapa gue bawa ribet. Cuma jika banyak orang-orang yang bertanya hal ‘standar’atau remeh itu, apalagi teman sendiri, gue jadi bingung sendiri. Masa hal kaya gitu aja ditanya, gimana dengan mereka yang benar-benar ‘seolah’ cowok? Gue jadi pengen nanya sama teman gue yang ‘seolah’ cowok itu.
Gue tau sebenaranya pertanyaan teman gue standar aja, ngapa gue bawa ribet. Cuma jika banyak orang-orang yang bertanya hal ‘standar’atau remeh itu, apalagi teman sendiri, gue jadi bingung sendiri. Masa hal kaya gitu aja ditanya, gimana dengan mereka yang benar-benar ‘seolah’ cowok? Gue jadi pengen nanya sama teman gue yang ‘seolah’ cowok itu.
Haduh shakespeare, apa lu bilang? Apalah arti
sebuah nama?