Saturday, 3 January 2015

Kisak Klasik, 2014

kla·sik 1 a mempunyai nilai atau mutu yg diakui dan menjadi tolok ukur kesempurnaan yg abadi; tertinggi

Seperti itu gambaran ringkas saya untuk segala kisah saya yang terjadi pada 2014. Ah.. 2014. Sungguh saya masih mengingat dengan jelas bagaimana saya memulai tahun tersebut, biasa saja, ruang kamar, riuh kembang api komplek dan dari Mall dekat rumah, alunan lagu biasa. Tak ada pesta, hanya ada jagung rebus saat itu. Awal yang biasa untuk tahun yang begitu sangat tidak biasa, tahun klasik saya. Ada begitu banyak kisah yang begitu bernilai, ada begitu banyak kata yang saya pelajari, manusia yang saya kenal, kejadian yang.. terjadi, rasa yang berjuta, pemahaman, pencarian makna. Ah, banyak sekali.

Kabut asap, orang-orang baru, akademis, politik, bola, organisasi, derita, kerja, pertemanan, kesenangan, pelajaran, diri....... 2014 yang begitu.. klasik.

2014 lalu diawali kota yang tertutup kabut kerakusan, entah mengapa saya baru menyadari –setelah 19tahun menghirup udara kota ini– bahwa negeri ini penuh dengan kesesakan kepentingan para orang  tamak, sampai udara pun harus dibayar begitu mahal. Dipedulikan ketika telah termegap-megap. Negeri yang kaya? Haha.

Orang-orang asing, yang malah tak asing. Menjadi begitu berpengaruh, orang asing yang tak tau nama atau wajah, hanya melalui kata tapi mengajarkan begitu banyak. Memberi semangat yang terkadang bahkan orang dikenal saja tak bisa berikan. Terimakasih atas segalanya. Kita yang masih mengenal ataupun masih menjadi sama-sama asing. Terima kasih. Saya percaya tidak ada kebetulan didunia ini, tidak ada hal acak yang tak berpola, Tuhan pasti merencanakannya.

Di 2014, Alhamdulillah nilai akademis meningkat dari yang gak diyakini bakal meningkat, dari yang satunya hanya bergabung pada satu lembaga saja, sekarang bertambah satu lembaga besar. Dari hanya mengikuti satu kepanitian, lalu bertambah menjadi satu kepanitian besar lagi. Kedua-duanya, dua lembaga dan dua kepanitian itu, memberikan kehangatan, pemahaman –yang pasti tidak akan ditemukan pada ruang kelas–, pengenalan, tanggung jawab, dan pasti membukakan pandangan saya yang selama ini hanya melihat dunia dari apa katanya, terjun langsung dan menjadi saksi bahwa tidak ada dunia yang  begitu.. begitu baik-baik saja seperti yang saya pikirkan –dulu. Perasaan menggebu-gebu, idealisme. Kekuasaan, kepentingan, mekanisme, alur-alur yang diatur, lalu dibungkus rapi agar terlihat baik-baik saja. Sungguh melihat atau tak sengaja terlibat dalamnya, bukan hanya sekedar mendengar ‘katanya-katanya’ atau hanya membaca cerita-ceritanya di buku.
2014 adalah tahun yang hangat bagi saya. Di tahun ini saya mulai memahami arti pertemanan sesungguhnya. 2014, Tuhan mengabulkan doa saya Dekatkanlah saya dengan orang yang dekat pada-Mu dan orang-orang yang mendekatkan saya pada-Mu. Bisa menikmati hari-hari bersama orang yang menjadikan saya lebih baik, dengan segala perbedaan suku, agama, pemikiran, perbedaan-perbedaan lainnya, tapi bersama dengan tujuan yang sama, seperti kata iklan bersama gak harus sama,  satu hal tertinggi yang saya miliki, 2014.
Saya juga mengenal ujian, walau bukan saya yang mengalaminya. Tuhan seperti amat terlalu menyayangi saya, saya diberikan jalan untuk lebih memahami ujian-Nya, lebih berbagi dan memahami pada sekitar yang begitu dekat tapi tak dipedulikan, pada ujian yang datang dari-Nya atau pada ujian karena manusia itu sendiri. Tuhan seperti ingin mendewasakan saya, dengan caranya yang begitu sempurna. 
2014 juga banyak perjalanan, begitu banyak kesempatan yang membuat saya melangkah lebih jauh dari sebelumnya. Perjalanan menuju diri yang lebih memahami dan perjalanan menuju keluarga baru. Perjalanan yang Insya Allah akan lebih jauh lagi.
Keringat pun saya cicipi ditahun ini. Sebuah kisah klasik yang menjadi highlight 2014 saya, dunia kerja  ‘sesunggunya’.  Pengalaman menikmati getir dunia yang sesungguhnya. Bagian ini biarlah menjadi bagian tersendiri nantinya yang akan saya tulis.
Dan kesenangan. Di tahun ini saya bisa borong begitu banyak buku, menghabiskan keringat pertama dengan buku, membeli kesenangan!. Merayakan 20tahun umur saya, umur dewasa –katanya. Dan kesenangan yang paling luar biasa, pada akhir tahun, bisa datang ke konser SHEILA ON 7! Yey!! Ye! Yo!
2014, tahun yang menjadi kisah klasik untuk masa depan. Tahun yang akan dibanggakan. Tahun dimana saya menyadari, mulai mencari dan mulai memahami dengan pandangan yang baru. 2014 yang begitu berharga, tertinggi.
Bak kata SO7 dipenghujung konser dengan lagu kisah klasiknya, saya pun begitu, mungkin diriku masih ingin berada di 2014.
Terimakasih Tuhan, untuk 2014. Alhamdulillah, 2014
Bismillah.. 2015
written: jan 01, 2015 02.11 am - belajar buat ujian ^o^9