Saturday 6 April 2013

Bedanya Mahasiswa dan Siswa



‘Hidup’ di kampus dengan ‘hidup’ disekolah itu memang berbeda, ya semua orang tau itu dan kebanyakan orang merasakan itu. Bukan Cuma dari segi berpakain yang kalau disekolah pakai seragam dan dikampus enggak, bukan itu aja. Banyak perbedaan ternyata ketika sudah menjadi MAHAsiswa dan saat menjadi siswa dulu. Yaa, kaya gue ni yang masih baru banget jadi mahasiswa(baca: semseter 2). Diantara yang gue rasakan dan gue amati saat gue siswa dulu dan sekarang jadi mahasiswi perbedaannya itu seperti:








  • Berpakaian: Ini hal paling tampak dan jelas yang membedakan menjadi mahasiswa dengan siswa. Kalau sekolah dulu mah kita Cuma pakai seragam doang, sepatu hitam, kaos kaki putih, yaa gak terlalu banyak gayalah. Paling kalau mau gaya baju buat anak pekanbaru jahit di Mitra, atau sepatunya senin-kamis sepatu hitam jumat-sabtu sepatu sandal apalah terserah asal gak ketauan guru. Atau rambutnya belah tengah terurai panjang buat cewek, buat cowoknya tetap cepak rapi, gak bisa gondrong. Nah kalau jadi mahasiswa, pakaiannya bebas, kalau kata dosen gue ‘free style’ mau pakai jersey pun tak apa, asal jangan pakai pas jam dosen sanger. Alas kakinya, teserah, warna-warni, sepatu banyak duri pun tak apa asal jangan sandal jepit.


  • Pintu Gerbang: Nah ini ni yang menurut gue agak nganu gimana. Waktu gue sekolah dulu, disekolah gue kalau terlambat gerbangnya dikunci gak boleh masuk, katanya walau Kepala Sekolah terlambat pun gak boleh masuk. Kalau siswa yang ngebet banget masuk sekolah paling panjat pagar, gak ketauang syukur, ketauan syukur juga jadi dikenal guru-guru:D . Nah kalau di kampus mana ada tutup-tutupan gerbang, KALAU ditutup, para mahasiswa bakal manjat gerbang juga gak ya?


  • Waktu: Kalau sekolahan dulu masuk jam setengah 8 itu dibilang masuk siang (baca: kesiangan) Kalau jadi mahasiswa masuk jam setengah 8 atau jam 9 itu dibilang masuk pagi.

Thursday 4 April 2013

H-2 sebelum UAS MATEMATIKA EKONOMI (-_-`)9


Mak jaaaaang! Entahlah, kayamana rasanya. Sejarang-jarangnya saya mengeluh diblog, pertama kalinya saya nulis lagi diblog semenjak menjadi mahasiswi dan dua hari sebelum UJIAN SEMESTER sayaaa. Waaaaaaaaaaaaaa! Galau badai halilintar tingkat jagad raya rasanya. Rasanya ingin kembali ke bangku sekolah dulu. Terasa sekali sekarang perbedaan yang saya dulu masih jadi pelajar dengan kehidupan sekolah dengan sekarang jadi mahasiswi dengan kehidupan kampus. Saya nulis karena gak mau lagi berkata atau tak tau mau berkata apa dan kepada siapa. -2 sebelum hari H-UAS Matematika Ekonomi & Ekonomi Mikro. Rasaya sulit sekaaaaaali. Kau tau, rasanya hampir sama pusing deg-degannya pada waktu menghadapi UN MATEMATIKA SMK dulu. 

Tapi perbedaannya, waktu SMK dulu banyak teman-teman yang support, padahal saya sudah termasuk orang yang sangat diperinagtkan oleh sekolah karna nilai matematika sekolah saya sangat rendah dan sangat kecil kemungkinan saya lulus UN Matematika kecuali saya banyak menjawab benar soal UN-nya. Ketika itu banyak teman-teman yang saat itu juga akan mengikuti UN bersama tapi nyempatin waktunya juga buat ngajarin saya yang sangat bengal terhadap matematika. 

Saya ingat betapa sabaaaaarnya teman-teman saya mengajari saya yang bak anak SD kelas 3 dengan pelajaran SMK. Sungguh mereka adalah guru-guru yang baik, terutama @claraashintia. Lalu @nurliaWN, Julia, @DianaPandelina, Desitri, @LF_Mona-walaupun dikit (-__-“) & anak-anak @OFFAIR-212 lainnya. Juga Ehm Guru Matematika saya yang paling “tegas” yang pernah mengajari saya matematika seumur hidup saat saya menjadi anak sekolah, Ibu yang takut saya sebutkan namanya. UN kami tidak mendapatkan kunci, maka dari itu pada hari UN MTK saat itu betapa mati-matiannya saya. Tapi saya berhasil juga melewatinya, terutama karena @julimeriam, @yahdi_lirohman dan teman-teman SMK saya lainnya. 

Berkat mereka saya berhasil dan akhirnya terperangkap disini. Menjadi mahasiswa Ilmu Ekonomi yang ternyata matematikanya banyaaaaaaaaaak. Betapa saya yang membenci matematika harus melanjutkan hidup bersama matematika (Lewat mana kau pulak mat? Habis kau nanti matematikaaaah!) dan akhirnya bingung tak mengerti untuk menghadapi UAS Matematika dan malah nulis diblog(Bawa saya lari, seseorang tolong enyahkan matematikaaah!).

Sebenarnya saya pernah menghadapi saat-saat seperti ini, dibuat hidup galau mati tak mau oleh matematika. Saat-saat seperti ini pernah saya hadapi ketika UN SMK dulu, seperti yang sudah saya tulis diatas G. Namun kini saya sudah jadi MAHAsiswi, jelas lebih menggelisahkan. Ditambah kehidupan sekolah dengan kampus itu = BERBEDA! Apalagi saya masih semester PERTAMA. Masih baru mengakrabkan diri dengan pelajaran dan lingkungannya.

 Jadi, saat-saat UAS pertama ini, saya berjuang sendiri. Mau minta ajarin sama teman segan, sudah berapa kali saya minta tolong ajarin? Tetap juga tidak mengerti dan lupa, jadi segan untuk minta ajarin untuk kesekian kalinya. Dan ditambah lagi Matematika Ekonomi merupakan matakuliah apalah namanya, Bersyaraf? bersyarat?. Juga tak ada dosen yang mau buka les atau memberi waktu tambahan untuk anak yang sangat tidak cerdas dalam matematika ini. Ditambah saya ini pemalu bertanya pada kakak tingkat yang saya kenal atau memperkenalkan diri dulu. Rasanya seperti hidup sendiri L Apakah yang akan terjadi dua hari berikutnya? Apakah saya bisa melanjutkan hidup dan menjadi seorang walikota? Atau saya akan ...... (to be continued)