Saturday 12 March 2016

Kita berduka untuk diri kita sendiri, begitu kata ibuku; jangan kau perlihatkan kepada sekitarmu kepedihan hatimu  –Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang, Nh. Dini

Monday 7 March 2016

Hati yang tentram

Semakin dekat justru saya semakin sadar, perasaan saya tak sebesar itu ternyata, semakin saya paham mengartikan ritme hati. Terima kasih ya, kalau tidak ada tuan mungkin saya masih terjebak. Sekarang, tak ada yang lebih indah dari hati yang tentram. Waktunya fokus dan, bebas. 

Selamat datang, semangat! ^o^9

Friday 4 March 2016

Untuk teman,

Hei, halo
Apa kabar? Hahaaha, ingat gak, dulu aku selalu bilang menanyakan kabar adalah hal basi yang paling basi. Tapi kali ini aku serius menanyakan kabar mu? Apa kabar, teman?. Dulu mana pernah ku tanyakan kabar mu, tiap hari kita ketemu. Sekarang jangankan bertemu, komunikasi saja kita sudah sangat jarang. Tidak, tidak ada yang sombong diantara kita, kau tak pernah sombong walau tak ada lagi menemuiku, pun aku takkan pernah berniat sombong padamu walau tak pernah lagi mencarimu.

Ingat dulu gak? Tiap ada aku pasti ada kamu, tiap hari begitu. Ketawa bersama, pergi makan bersama, belajar bersama, bosan bersama, ngerumpi, lasak, ngomentarin ini itu, nyanyi, gila-gilaan, kesal-kesalan, ketawa lagi, saling ngadu tentang segalanya, entahlah banyak lagi, yang buktiin kalau kita dulu selalu bersama-sama. Dulu selalu berpikir apa jadinya hari aku tanpa ada kamu, sekarang?

Sekarang kita tidak lagi melakukan semuanya bersama. Perlahan-lahan kita mulai sibuk dengan dunia kita sendiri, dunia kita tak lagi sama.  Jika dulu masalah kita adalah masalah bersama, sekarang kita punya maslah sendiri-sendiri yang tak bisa kita bagikan bersama lagi. Kita tetap tertawa, tapi tak tertawa bersama lagi. Sibuk dengan dunia yang lain membuat kita sibuk dengan yang lain juga.

Dulu, saat kita bersama aku selalu menghitung-hitung apa yang akan membuat kita tak akan bersama lagi? Hanya kematian mungkin, tak mungkin ada yang lain. Rasanya, kita akan menggapai cita-cita kita yang tak sama itu bersama-sama. Tapi nyatanya untuk menggapai cita kita punya jalan sendiri ternyata, jalan yang tak sama. Pilihan kita membuat kita tak bisa bersama lagi.

Teman, seberapa sibuknya kita dengan dunia kita, seberapa sulitnya kita untuk bertemu, seberapa jarangnya kita berkomunikasi karena sibuk dengan manusia yang baru, kau tetap selalu temanku. Bukan teman untuk masa yang lalu, teman tak pernah mengenal waktu, yang ada mungkin teman memang tak melulu selalu bersama selamanya. Kejarlah cita mu, jalani pilihan hidupmu, yang kini tak lagi ada hadirku, aku akan selalu menyayangimu, menyemangatimu, mendoakanmu, dan berusaha membanggakanmu. Apa yang kita lakukan dulu takkan pernah tergantikan oleh yang baru. Ku harap kita selalu bahagia dengan dunia baru kita, ku harap tak ada dari kita yang saling melupakan.

Aku akan selalu menunggu perjumpaan kita, yang jarang tapi selalu dinanti. Akhirnya kita bisa saling merindu, setelah bertahun bersama selalu.


Teman, adalah hal terbaik yang pernah kumiliki, selama hidupku selama masaku,

walau, tak mungkin selamanya, selalu berdekatan, selalu beriringan,

terhalang jarak dan waktu, untuk bicara, tertawa dan bercanda,

Tumpahkan kekesalan menangis saat ku putus cinta,

Aku mau teman selamanya –ten2five

Wanna runaway with you

♬♪ Wanna runaway with you
Wanna runaway with you
.
Oh, i wish that we could touch the sky
Oh, i wish that we could never die
We can use our brush to paint the sky with our favorite colours
Oh, i wish the we could touch the sky


Wanna runaway with you
Wanna runaway with you


Hold our hand and choose our favorite meal
What looks bad it's not such a big deal
Walk along the city streets and talk about all crazy things
Trying to make all our dream come true


Wanna runaway with you

Wanna runaway with you


bagi ku kopi tak pernah tentang rasa, kopi selalu tentang emosi 
pun sama halnya dengan lari,
bagi ku lari tak pernah tentang olahraga, lari selalu tentang emosi,
semoga ada kesempatan saya untuk lari bersama mu,
emosi tak selamanya tentang amarah,
rindu pun bagian dari emosi

Wanna runaway with you...
  

Thursday 3 March 2016

Sendiri

Ia berlari. Mengejar sekawanan ombak yang terus menghantam karang. Padahal ia tahu, semua itu sia-sia. Entah lah, mungkin baginya tidak ada yang sia-sia. Atau mungkin baginya kesia-siaan punya makna tersendiri. Semacam keindahan, atau keteduhan jiwa

Karang-karang lalu diam. Menangis. Hanya satu kesadaran bahwa mereka memang dilahirkan untuk dihantamlah yang membuat mereka bertahan. Dan pahitnya, karang-karang itu harus menyaksikan Ia yang sedari tadi berlari. Pahit, karena itu tidak menjadi bagian dari kesadaran mereka.

Kalau kau punya kemauan yang kuat, katanya, semesta akan ikut mendukungmu. Bahu-membahu menyelaraskan inginmu itu dengan keadaan mereka, bereaksi sesuai apa yang kamu butuhkan. Tapi ia tak dimengerti oleh karang. Apalagi ombak yang arogan.

Maunya tidak terbaca. Ia memang tida bicara, sekedar berbisik pun tidak. “Rahasia”, batinnya.

Ia ingin mati tanpa hatus bunuh diri. Ia ingin pergi tanpa harus dicaci. Semua orang berkompetisi menaikkan harga diri, tapi Ia tak mau lagi. Dunia terlalu padat, ramai, sesak. Mungkin hanya di sini Ia bisa sendiri. Meski sebenarnya Ia tahu bahwa tiada seorang pun yang benar-benar sendiri.

-dalam Ja(t)uh